Tangal 5 Desember 2022, dengan berat hati akhirnya aku mengajukan pengunduran diri beneran (setelah 2 kali sebelumnya gagal terus karena drama hahaha). Gimana ya rasanya saat itu.. walaupun aku ngajuin resignnya karena banyak faktor, tetap aja ada perasaan sedih karena harus pisah dari tempat itu. Memang bukan sebuah perusahaan yang bonafit, tapi itu perusahaan pertama yang mau memperkerjakan aku, sampai aku bisa bantu orangtua, adik, beli barang-barang dan yang terpenting sampai aku ketemu suami juga di tempat itu. Pokoknya banyak kenangan huhu. But life must go on~ Kesehatan mentalku lebih penting, dan peranku sebagai Ibu lebih penting dibanding peranku sebagai karyawan. Aku pernah dengar kalimat, lupa persisnya gimana tapi ku relakan sementara mimpiku untuk mewujudkan mimpi nya . Jadi seorang ibu itu ternyata harus siap untuk selalu mengalah demi memprioritaskan yang lain seperti anak atau suami. Dan aku masih sangat perlu belajar. Berat memang tapi alhamdulillah, didampingi suami y
7 Agustus 2021 akhirnya aku resmi memasuki babak baru dalam proses kehidupan. Yap, aku resmi menikah dengan seorang laki-laki yang benar-benar di luar bayanganku sendiri. Kami memang pacaran sebelumnya, 3 tahun pacaran dengannya sebenarnya masih belum cukup untuk mengenal lebih dalam tetang dirinya. Tapi, aku juga gak mau terlalu lama berpacaran, toh diri ini juga jauh dari kata sempurna, jadi kenapa kita tidak sama-sama komitmen dan saling dukung untuk terus menjadi pribadi yang lebih baik? Heheh Ada sedikit kelegaan setelah sah menjadi suami-istri. Tapi tak dapat dipungkiri, muncul banyak kekhawatiran juga ; apakah dia akan tetap sabar terhadapku? Apakah keuangan kami bisa perlahan membaik? Apakah keluarganya tenang-tenang saja? Apakah kami bisa saling menahan ego ketika berdebat dan tentunya apakah pernikahan ini bisa terus bertahan sampai maut memisahkan? Bismillah, semoga Allah melindungi pernikahan kami yaaaa….. 😊 tanda tangan untuk dokumen KUA; uhuy