Hey, setelah beberapa waktu lalu aku nonton film ‘Dear John’, dan setelah aku perhatikan pada bagian cover film dvd itu, ada sebuah kutipan pertanyaan, ”What would you do with a letter that changed everything?”. Aku sendiri mungkin belum terlintas di pikiranku apa yang akan ku lakukan, karena aku belum pernah mengirim ataupun menerima surat kepada ‘seseorang’. Makanya, sekarang aku ingin menulis sebuah surat. Maaf yah sebelumnya, aku tidak bisa menulis surat, jadi maklum saja kalau kata-katanya sedikit weird, namanya juga untuk seseorang J
Bogor, Desember 6th 2010
Dear Aaron,
9 bulan berlalu tanpa melihat dirimu. Apa kabarmu? Bagaimana kehidupanmu? Semoga baik-baik saja. Aaron, 9 bulan tidak bisa melihatmu, apakah kau tahu rasanya menjadi diriku saat itu? Kau mungkin bisa membayangkan saat kau memakan ice cream tanpa topping diatasnya.
Dear Aaron, semenjak kejadian itu, kau divonis 8 bulan tidak dapat bermain. Kau harus istirahat, untuk pemulihan dan lainnya. tapi tahukah kau, 8 bulan itu bagiku berarti sangat lama untuk tidak dapat melihatmu. Dan sekarang 8 bulan itu sudah berlalu, dan aku kira kau segera muncul. Kau memang sudah pulih dan kau mulai bermain kembali, tapi kau baru masuk ke reserve team saja. Beberapa pekan kau bermain di reserve team menggunakan nomor 8 di punggungmu. Dan itu berlangsung selama di bulan November.
Dear Aaron, apakah kau tahu bulan apa saat ini? Bulan yang aku suka melebihi bulan apapun dalam setahun. Bulan setelah bulan kelahiranku. Ini adalah bulan Desember, bulan terakhir dalam setahun, bulan dimana ada hari ulang tahunmu. Dan pada bulan ini, aku kira kamu akan kembali bermain di mainly team. Ternyata belum juga. Ternyata masih ada hambatan yah untuk bisa melihatmu bermain. Kamu diberi tugas lain, kamu dipinjamkan ke klub lain. Walaupun itu berarti kamu sudah kembali bermain lagi, tapi aku tetap saja belum bisa melihat kamu. Sebulan kamu harus membela klub lain. Selama sebulan aku harus menunggu kamu lagi.
Dear Aaron, aku paham apa yang klub lakukan adalah demi kebaikan kamu juga. Aku mengerti dan sangat mengerti dari apa yang pernah kau kira. Karena aku tahu kau pun membutuhkan semua itu. Karena itu demi kebaikan kamu, dan juga klub. Aku hanya berharap semoga tujuan dari apa yang kau lakukan saat ini bisa tercapai dengan sukses. Kau tahu, aku bahagia untukmu.
Dear Aaron, walaupun aku ini sangat mengagumimu, aku sadar diri betul kalau aku tidak boleh egois atas apa semua yang aku ingin terhadap dirimu. Aku seperti ini karena aku kan juga penggemar Arsenal. Aku juga ingin yang terbaik untuk Arsenal seperti yang kau inginkan.
Dear Aaron, sebelum aku akhiri surat ini, aku ingin menyampaikan sebait lirik lagu. Mungkin apabila aku bisa menghadapimu langsung secara face to face, aku akan menyanyikan lirik ini. Karena kau tahu, sebulan ini, setelah kau gagal kembali lagi, dan kau pergi meninggalkan aku lagi, aku merasa lirik ini sangat sesuai dengan apa yang aku rasakan. Apakah kau mau membacanya? Anggaplah ini adalah ungkapan bagaimana perasaanku saat tahu kau gagal kembali saat ini...
Come on come on don’t leave me like this
I thought I had you figured out something’s gone terribly wrong
You’re all I wanted
Come on come on don’t leave me like this
I thought I had you figured out can’t breathe whenever you’re gone
Can’t turn back now I’m haunted
I know, I know.. I just know
You’re not gone.. You can’t be gone
Dear Aaron, aku tidak tahu siapa saja yang baca surat yang sebenarnya aku tujukan padamu ini. Dan aku juga tidak tahu apa yang ada di benak mereka ketika membaca surat ini. Apakah aku harus peduli? Kau saja mungkin tidak memperdulikan surat ini. Jadi untuk apa aku memperdulikan tanggapan orang lain tentang surat ini. Surat ini kan aku tujukan untukmu, bukan untuk mereka.
Dear Aaron, aku hanya ingin mengingatkanmu kembali. Pada saat aku akan melihatmu lagi nanti, itu membuktikan aku telah menunggumu selama setahun ini. Karena saat kau kembali nanti, sudah bukan tahun 2010 lagi, tapi akan menjadi tahun 2011. Kau tahu, menunggumu ini seperti di film-film romantis. Aku sabar menantimu kembali, karena aku percaya kau akan kembali dan tidak akan meninggalkanku. Walaupun mungkin kau akan pergi lagi tapi kau pati kembali.
Love,
Annisa Istiqomah R.
Komentar
Posting Komentar