Langsung ke konten utama

Jalan-Jalan

Aku suka banget jalan-jalan. Bukan cuma jalan-jalan kayak berpergian kemana tapi ya jalan-jalan. Dari dulu pas sekolah sampe sekarang, suka banget jalan-jalan. Kalau ada yang minta ditemenin ke toilet, ke kantin atau kemana pasti aku mau. Rasanya ini kaki ga mau diem banget.

Aku juga suka temenin bapak aku belanja di Glodok cari barang. Cari dari toko ke toko, dari blok ke blok, dari gedung ke gedung dengan berjalan kaki. Aku suka jalan kaki.

Setiap mau pergi keluar, dari rumah sampe naik angkutan aku berjalan kaki. Dari gang ke gang, dari blok ke blok, dari desa karanggan sampe desa gunung putri (hahahah rumah di perbatasan kedua desa). Waktu SMA, kalau mau ke sekolah sehabis naik angkot masih jauh sekolahnya, kalau ga mau capek naik ojeg tapi aku naik ojeg kalau lagi kepepet banget waktunya, kalau masih santai sih jalan aja.

Aku suka jalan kaki sampe betis aku lebih besar dari betis kakak aku. Waktu ke UI, aku jalan kaki dari fakultas ke fakultas sampai ke wismanya, sampai ke stasiunnya, sampai hanya hutan pepohonan yang terlihat. Waktu di UI, aku sampai nyeker, nenteng sepatu saking menikmati aspalnya. Hahahah.

Atau pas Indonesia Book Fair 2011 kemaren, aku sendirian kesana, pas datang sih biasa aja tapi pas mau pulang aku salah jalan, setelah keluar dari gelora bung karno, aku ga nemu halte busway. Akhirnya aku jalan ikutin pager yg mengelilingi komplek gelora bung karno itu, karena kalau kita jalan terus mengikuti polanya nantinya kita akan kembali ke tempat semula. Kayak bumi aja. Dan ternyata yaiyalah bener. Satu jam lebih aku berjalan dengan menambah 6 buku yang aku beli, akhirnya ketemu juga halte buswaynya. Sebenarnya pulang naik busway itu menyiksa. Apalagi ketika harus transit di dukuh atas dan halte BPKP, karena lagi halangan, saat itu di dukuh atas, aku istirahat dulu setengah jam sekitar maghrib. Sehabis itu lanjut lagi dan transit di BPKP, nah dari BPKP aku berhenti di Prumpung. Karena udah ga tahan capeknya, pas bis Kp Melayu - Cibinong lewat, ya aku langsung naik. Biasanya nunggu bis kesayangan lewat, bis kowan. hahahah. Sampai rumah sekitar jam 9, dan oleh-olehnya selain buku-buku yang dibeli adalah biru-biru yang muncul di sekitaran betis-dengkul-paha. Capeknya pol banget dah. Belum pernah sepuas ini berjalan kaki sendirian.

Dan entah sebulan ini, berangkat kuliah naik bis selalu berdiri tiap hari, sehabis kuliah beberapa hari musti ke Blok M Jak-Sel dulu, sehabis dari blok M baru deh pulang. Kadang pulang larut sampai jam 9, 10 bahkan jam 11 waktu itu. Kayaknya bikin badan remuk nih. Ditambah kemaren terakhir aku pulang abis maghrib dari kampus coba sendirian naik bis Kowan di Cempaka Putih. Pas naik 03 eh ga lama turun hujan deras banget ditambah angin gede. Mataku yang udah minus dan slinder ini jadi ga bisa liat jalanan dengan jelas, aku bingung turun dimana sedangkan hujan ga mau berenti. Aku kaget pas udah sampai perempatan Cempaka Mas, akhirnya aku turun di halte ITC aja. sambil neduh. Ga lama hujan berhenti. Aku bingung. Ada sih bis Cibonong-Senen di depan ITC, cuma males ah kalau naik bis gede teh. Akhirnya aku jalan kaki aja sampai Carrefour Cempaka Putih dan nyebrang. Ah sebenarnya sih ini ga seberapa jalan kakinya dibanding perjalanan kaki aku yang lain. Tapi emang badan udah pada capek, besoknya kaki aku sakit banget. Paling kerasa pas solat pas mau berdiri. MasyaAllah. Tapi tetep aja jalan kaki menyenangkan. Kalau dulu ada temennya buat jalan-jalan sekarang jadi lebih sering sendirian. No Problem dah
Mungkin nanti tiap pagi dari perempatan rawamangu sampai kampus bisa nih jalan kaki terus, semoga aja selalu turun dari bis jam 7an biar sekalian olahraga :)
Published with Blogger-droid v1.7.4

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANGKUTAN TRANSPORTASI DI CIBINONG (Kabupaten Bogor) PART 1 ANCOT

Sebagai salah satu warga kabupaten bogor yang baik, saya lebih sering naik transportasi umum untuk menunjang aktivitas sehari-sehari saya, ahahah namanya juga ga bisa mengendarai motor. Nah, saya ingin berbagi informasi mengenai transportasi umum yang ada di daerah sini, mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi teman-teman blogwalkers semua. Ancot-ancot (baca: angkot) http://www.goepoet.com/forum/?post=forum&i=134&Trayek%20angkota%20yang%20ada%20di%20bogor%20bro....%20cekidot..&p=f Yah, saya juga gatau kenapa saya nulisnya ‘ancot’, ini bukan budaya orang cibinong tapi ya cuma udah jadi kebiasaan saya aja, hehehe. Jadi ya kita semua tahu kan Kota Bogor juga punya julukan lain selain Kota Hujan tetapi sebagai Kota Ancot. Begitupun di Kabupaten Bogor, ada banyak banget nomor trayek angkot tapi rutenya lumayan lebih jauh dibanding ancot-ancot di Kota Bogor dan juga tarifnya bervariasi, tergatung jarak dan status penumpang; apakah single-doble atau kurus-gendut, haha bo’...

3 Memperkenalkan Orang Lain

Nah, setelah sebelumnya kita belajar bagaimana cara memperkenalkan diri sendiri, saatnya kita belajar bagaimana caranya memperkenalkan orang lain. Mari kita mulaaaaaiiii……… ! Thomas        : Salut Marie ! Ça va ? Marie          : Salut Thomas !, Oui Ca va bien, et toi ? Thomas        : Je vais bien, merci. Andi            : Salut Thomas ! Qui est-ce ? Thomas        : Salut Andi ! Elle est Marie . Andi            : Bonjour Marie, Je m’appelle Andi. Marie          : Bonjour Andi. Nah, untuk memperkenalkan orang lain, tentunya kita harus menggunakan subjek orang ketiga tunggal (dia laki-laki ataupun dia perempuan). Dalam Bahasa...

FAITH: Kisah Cinta Jendral Choi Young dan Tabib Agung Eun Soo

Masih dalam rangka membicarakan serial drama korea FAITH: THE GREAT DOCTOR, aku bisa tau bagaimana cinta tak kenal usia, ruang dan waktu. Tak peduli kepada siapa kita mencinta, ketika cinta sudah datang, tak bisa lagi untuk menolak kehadirannya. Di dalam cerita drama korea ini, selain menceritakan kisah cinta antata pemeran utama Jendral Choi Young dan Tabib Agung Eun Soo, ada juga kisah cinta Raja Gong Min dan Ratu No Gook. Meskipun Jendral Choi Young, Raja Gong Min dan Ratu No Gook adalah tokoh nyata dalam sejarah kerajaan Goryeo di Korea, namun tokoh Tabib Agung hanya fiksi belaka jadi kisah cinta antara Jendral Choi Young dan Tabib Agung ini fiksi juga... Heuhuhu sayang sekali. Tapi for your information aja, usut punya usut, sang pembuat skenario cerita ini terinspirasi oleh istrinya Jendral sendiri dalam memilih nama untuk tabib agung, karena nama marga istrinya jendral adalah "Yoo", mirip kan sama "Yoo Eun Soo"..?! Heheh, dan bunga krisan yang selalu muncu...