Di salah satu rumah-rumah ini, di sekitar sini, ada hati yang sedang terbakar. Jika kau tengok dari atap bangunan, jilatan api itu menjalar keluar melalui jendela di salah satu rumah-rumah ini. Ada hati yang sedang terbakar. Kau datang meski sedikit terlambat. Di antara jalanan panjang, ada jeda bayangan kecemasan.
Kau datang sedikit terlambat, tapi benar-benar menjelma dan berhasil membakar hati seseorang. Kau pesankan padaku, "Jangan berkata apapun!" Dan memang tak selayaknya kukatakan. Tapi ada hati yang terbakar bahkan telah berubah menjadi arang.
Kau datang terlambat tapi berjalan lurus, tepat waktu mengeluarkan hati seseorang dari dadanya lalu melemparkan di atas jilatan api dan kembali menyimpannya di tempat semula. Inilah penyebabnya ada hati seseorang terbakar. Jiwa itu kini ingin berenang di matamu, ingin melompat dalam pita suaramu. Jiwa itu rindu pada suara bukan makna yang dihasilkan. Jiwa itu rindu segala-galanya.
(Kiss The Lovely Face of God)
Kau datang sedikit terlambat, tapi benar-benar menjelma dan berhasil membakar hati seseorang. Kau pesankan padaku, "Jangan berkata apapun!" Dan memang tak selayaknya kukatakan. Tapi ada hati yang terbakar bahkan telah berubah menjadi arang.
Kau datang terlambat tapi berjalan lurus, tepat waktu mengeluarkan hati seseorang dari dadanya lalu melemparkan di atas jilatan api dan kembali menyimpannya di tempat semula. Inilah penyebabnya ada hati seseorang terbakar. Jiwa itu kini ingin berenang di matamu, ingin melompat dalam pita suaramu. Jiwa itu rindu pada suara bukan makna yang dihasilkan. Jiwa itu rindu segala-galanya.
(Kiss The Lovely Face of God)
Published with Blogger-droid v1.7.4
Komentar
Posting Komentar