Cukup itu relatif. Dulu aku merasa waktu 24 jam yang aku punya tidak cukup untukku dalam sehari. Aku selalu menyalahkan waktu 24 jamku setiap kelalaian kewajibanku. Aku menjadi orang yang tidak berkecukupan waktu. Aku menyesali semua tanggung jawab dan amanahku. Dimanakah letak kesalahnnya?
Setelah merenung, berbagi dan bermentoring, aku sesali prasangka burukku terhadap waktu. Sungguh sia-sia rasanya waktuku yang lalu. Hanya selalu ada keluh, tidak pernah ada rasa syukur. Apa yang telah aku lakukan? Apakah ini namanya menzhalimi waktu?
Tak pernah merasa cukup, karena waktu yang kugunakan hanya untuk diam, tidak melakukan usaha untuk perbaikan diri, sedikit belajar. Intinya tidak memanfaatkan waktuku yang 24 jam dengan sebaik-baiknya.
Tak pernah puas karena sedikit bersyukur atas nikmatNya, nikmat waktu yang telah diberikan oleh Nya. Hati ini menjadi delit, kaku. Kehidupan ini hanya bygones saja. Semakin pelit bersyukur, semakin miskin rasanya hati ini.
Berkahkah waktuku selama setahun ini ya Allah? Terlalu banyak kesia-siaan yang dilakukan. Terlalu sering mengkhianati nikmat yang telah Kau berikan. Harapanku untuk tahun depan, esok, setelah ini, waktuku menjadi dan semakin berkah atas nikmat dan rahmatMu. Karena yang ku tahu, sebesar apapun rasa acuhku atas nikmatMu, nikmat dan rahmatMu takkan tertandingi. Engkau Maha Pengasih dan Penyayang.
Komentar
Posting Komentar